Friday, February 10, 2012

MEMELIHARA WAKTU


Bagi seorang sufi wajib mempergunakan waktu seluruhnya untuk melaksanakan ketaatan kepada syariat agama Alah dan meninggalkan banyaknya pembiraan yang tiada berguna. Sabda Rasulullah SAW : “diantara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tiada berguna”.

Maka jikalau kita mengetahui diri kita dalam bergaul dengan sesama manusia dan ngobrol tanpa adanya suatu kebutuhan dan tujuan penting. Berarti sudah termasuk dalam kesia-siaan dan menggiring pada keangkuhan hati. Maka dari itu, bila seseorang melanggengkan dalam ibadah akan menemukan manisnya munajat kepada Allah. Hendaklah senang membaca dan mempelajari kitab Allah dan jangan sampai menyibukkan diri dengan sesama makhluq dengan berkomplot dan berbicara tanpa membawa manfaat apa-apa. Maka hendaklah jangan sampai mempergunakan waktu secara sembrono yang akibatnya akan membawa pada kerugian yang amat besar. Perlu diketahui bahwa waktu adalah merupakan umur kita, umur adalah sama saja dengan harta dan dagangan kita dan dengan memanfaatkan umur sebaik-baiknya akan sampailah kita pada kenikmatan yang kekal abadi di sisi Allah.

Maka setiap jiwa dari jiwa-jiwa kita adalah merupakan permata yang tiada ternilai harganya. Jika gagal atau putus ditengah jalan, maka tak akan bisa diharapkan untuk kembali lagi. Karena itu, seyogyanya tidaklah disibukkan waktu sehari-hari kecuali untuk menambah ilmu, beramal sholeh karena hanya dengan keduanya (ilmu dan amal sholeh) nanti bisa menjadi teman abadi dialam kubur saat dimana kita meninggalkan keluarga, harta, anak-anak dan para sahabat kita.

Hendaklah semua kegiatan yang menyita waktu kita diniatkan seluruhnya untuk beribadah. Satu misal makan. Janganlah hanya ingin mencari kelezatan dan mengenakkan tidur, tapi haruslah diniatkan supaya kuat dalam beribadah, kuat dalam melakukan pekerjaan untuk mencari nafkah keluarga dan melakukan kegiatan sosial lainnya.

Ketahuilah bahwa perkara yang melipat gandakan pahala adalah tergantung niatnya, seperti duduk-duduk di masjid diniatkan I’tikaf, niat menunggu sholat, niat khalwat dari beberapa kesibukan hati, uzlah dari manusia, niat berdzikir, membaca Al-quran dan berniat memelihara pendengaran, penglihatan dan lisan dari apa saja yang tidak berguna dan niat memakmurkan masjid dengan dzikrullah. Maka sebaiknya semua manusia dalam setiap geraknya diniatkan untuk ibadah dan melakukan amal shaleh, jangan sampai melakukan perbuatan sia-sia disebabkan tanpa dibarengi niat ibadah lebih dulu.

Manusia hendaknya dapat membagi waktu dengan baik dan tepat. Misalnya selesai melaksanakan sholat shubuh berjama’ah dilanjutkan dengan berdzikir dengan membaca wirid-wirid tertentu, doa-doa dan diusahakan sebelum sholat shubuh, melakukan sholat sunah fajar 2 raka’at. Waktu berdzikir dilanjutkan sampai terbitnya matahari, dan dilanjutkan sholat dhuha beberapa raka’at menurut kemampuannya. Setelah itu langsung melakukan pekerjaan sehari-hari sesuai dengan bidangnya masing-masing, hingga batas waktu yang ditentukan.

Pada malam hari misalnya, hendaknya jangan sampai waktu terbuang dengan percuma tanpa kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya. Dan sekurang-kurang waktu malam hari dibagi menjadi tiga bagian. Sebagian untuk memperdalam ilmu agama dan pengetahuan lainnya, sepertiga untuk tidur dan sepertiga akhir untuk berdzikir kepada Allah. Bisa dilakukan dengan melaksanakan sholat tahajud, sholat tasbih, sholat hajat dan melakukan istighotsah memohon segala hajatnya kepada Allah.

Lebih penting lagi dalam mengisi waktu ini adalah penekanan pada kegiatan sholat jama’ah pada saat tiba waktunya sholat wajib. Hendaknya pahala shalat jamaah menjadi pendorong semangatnya untuk melakukan taqarrub kepada Allah. Mengingat sarana berhubungan dan puncak dzikir umat Islam adalah dengan melaksanakan sholat fardhu lima waktu sehari semalam. Disamping menambah lagi dengan sholat-sholat sunat, baik qabliyah maupun ba’diyah.

Selain itu, tidak boleh dilupakan pula membaca Al-quran dalam sehari semalam diluar waktu shalat. Bisa sehari membaca satu juz, satu surat, satu maqra’sekalipun. Sebab ibadah utama umat Islam selain shalat adalah juga membaca Al-quran. Lebih-lebih kalau dapat mengkaji makna dan kandungan isinya. Juga dilengkapi berbagai macam ilmu yang mendukungnya, seperti asbabun nuzul, nasikh mansukh, tafsirnya dan sebagainya.

Pendek kata, hendaknya orang Islam selama hayatnya tidak sam pai menyia-nyiakan waktu sedikitpun, tanpa digunakan untuk beribadah, bertaqarrub dengan Allah, sehingga hidup ini benar-benar manfaat, selamat dan bahagia. (Sumber "Tashawwuf dan jalan hidup para wali" Karya Ust. Labib MZ dan Drs. Moh Al-'Aziz)

http://www.bulbulmukhtar.org/berita-213-memelihara-waktu.html

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...